Bisakah kau sedikit manis padaku? Aku tahu, salah yang ku
buat kemarin mungkin tak bisa kau maafkan secepat itu. Tapi, bukan salah yang
besar bukan? Hanya miss communication yang seharusnya bisa dibicarakan. Aku pun
sudah minta maaf. Ah beruntungnya, kau memiliki alasan untuk marah padaku.
Merasa penting? Bukankah aku memang penting dalam hidupmu? Atau, hanya
pikiranku saja? Aku ternyata tak sepenting itu ya? Dari sekian banyak contact
yang nangkring di hp mu yang MUNGKIN sebulan sekali chat saja enggak, kenapa
harus contact ku yang kau hapus dengan alasan
“Enggak BBM ya ngapain? Menuh-menuhin contact aja”.
Wow.
Aku terkejut dengan alasanmu.
Kalau menurutmu
seharusnya aku sudah mengabari tapi tidak ku lakukan, tak bisakah kau tanyakan
langsung padaku?
“Kamu belum sampai rumah?”
Sulit kah mengetik kata itu? Aku
tidak menghilang, hanya butuh waktu untuk membuatmu tenang. Dan setelah semua
ini, aku tak tahu apakah kau benar memaafkanku. Mungkin kau sudah illfeel ya.
Maafkan kalau selama ini diriku terlalu percaya diri dengan menganggap kau
cinta padaku. Maafkan kalau selama ini diriku berpikir bahwa sayangmu hanya
untukku.
Lalu, bisakah kau jelaskan maksud semalam? Maksud dari kau menahan
tanganku seolah ingin berkata “Jangan pergi”. Dan setelah itu, kau kembali
dingin padaku. Menganggapku taka da. Menganggapku tak penting. Entahlah. Diriku
sendiri saja tak paham apa maumu. Biarlah ku jalani saja yang menurutku harus
dijalani. Dengan atau tanpa balasan cintamu. Biarlah, ku anggap saja ini
sebagai ladang pahala. Sudahlah, tulisan ini pun tetap saja hanya bisa ku
simpan sendiri. Tanpa pernah berani untuk menunjukkannya padamu. Maaf kalau aku
tak sesempurna wanita lain. Terutama dalam hal fisikku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar