Senin, 05 Desember 2016

Dear Kamu, yang Sedang Aku Perjuangkan

Bisakah kau sedikit manis padaku? Aku tahu, salah yang ku buat kemarin mungkin tak bisa kau maafkan secepat itu. Tapi, bukan salah yang besar bukan? Hanya miss communication yang seharusnya bisa dibicarakan. Aku pun sudah minta maaf. Ah beruntungnya, kau memiliki alasan untuk marah padaku. Merasa penting? Bukankah aku memang penting dalam hidupmu? Atau, hanya pikiranku saja? Aku ternyata tak sepenting itu ya? Dari sekian banyak contact yang nangkring di hp mu yang MUNGKIN sebulan sekali chat saja enggak, kenapa harus contact ku yang kau hapus dengan alasan

“Enggak BBM ya ngapain? Menuh-menuhin contact aja”.

Wow.

Aku terkejut dengan alasanmu.

Kalau menurutmu seharusnya aku sudah mengabari tapi tidak ku lakukan, tak bisakah kau tanyakan langsung padaku?

“Kamu belum sampai rumah?”

Sulit kah mengetik kata itu? Aku tidak menghilang, hanya butuh waktu untuk membuatmu tenang. Dan setelah semua ini, aku tak tahu apakah kau benar memaafkanku. Mungkin kau sudah illfeel ya. Maafkan kalau selama ini diriku terlalu percaya diri dengan menganggap kau cinta padaku. Maafkan kalau selama ini diriku berpikir bahwa sayangmu hanya untukku.

Lalu, bisakah kau jelaskan maksud semalam? Maksud dari kau menahan tanganku seolah ingin berkata “Jangan pergi”. Dan setelah itu, kau kembali dingin padaku. Menganggapku taka da. Menganggapku tak penting. Entahlah. Diriku sendiri saja tak paham apa maumu. Biarlah ku jalani saja yang menurutku harus dijalani. Dengan atau tanpa balasan cintamu. Biarlah, ku anggap saja ini sebagai ladang pahala. Sudahlah, tulisan ini pun tetap saja hanya bisa ku simpan sendiri. Tanpa pernah berani untuk menunjukkannya padamu. Maaf kalau aku tak sesempurna wanita lain. Terutama dalam hal fisikku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar